Senin, 07 September 2015

Creative Nursery

Persemaian merupakan salah satu elemen vital dalam suatu pengusahaan hutan produksi. Mengapa vital ? dari sinilah awal mula penentu keberhasilan pengusahaan hutan yang bertujuan sebagai produksi kayu maupun non kayu. Persemaian yang sehat dan baik akan menciptakan bibit-bibit dengan kualitas dan mutu yang baik pula. Walaupun secara genetik benih dari bibit dalam suatu persemaian memiliki kualitas unggul, namun apabila tidak dipelihara dalam lingkungan yang sehat dan pemeliharaan yang baik akan berimplikasi pada buruknya mutu bibit secara umum.

Bibit memiliki kualitas yang baik dilihat berdasarkan syarat umum seperti normalitas bentuk bibit, percabangan bibit, kesehatan bibit secara pathologis maupun fisiologis, dan presentase batang berkayu, dan dilihat berdasarkan syarat khusus seperti tinggi, diameter, jumlah daun, dan kekompakan media perakaran. Kedua syarat tersebut dianjurkan memiliki presentase yang tinggi dan seimbang sesuai dengan standar bibit suatu spesies (fact sheet). Menciptakan persemaian yang baik bukanlah sesuatu hal yang mudah, selain teori dan pengetahuan khusus terkait syarat tumbuh suatu spesies (fact sheet) juga diperlukan kreativitas guna memenuhi target produksi suatu persemaian. Salah satu praktek persemaian kreativ yang berhasil memenuhi target produksi dan memberikan keuntungan bagi pekerja persemaian adalah persemaian di RPH Pudak BKPH Wilis Selatan KPH Lawu DS. 






Sekilas terlihat tidak ada yang berbeda persemaian jenis Pinus merkusii ini dengan persemaian pinus di tempat lainnya. Namun perhatikanlah kembali dari hasil pengambilan gambar terlihat ada kubis, wortel dan beberapa tanaman sayuran ditanam disana. Inilah upaya kreatif yang tercipta oleh bapak Mantri dan Mandor Persemaian RPH Pudak. Adanya persoalan terkait hama dan penyakit yang menyerang banyak semai pinus dan berdampak buruk bagi kualitas bibit di persemaian menjadikan pekerja-pekerja lapangan bertindak kreatif dengan menciptakan sistim rotasi untuk pembuatan bibit di petak yang diperuntukkan untuk persemaian.  Sitim rotasi ini selain bertujuan untuk menekan perkembangan hama penyakit dalam satu lingkungan juga bertujuan meminimalisir lahan kosong dan memberi kebermanfaatan bagi pekerja persemaian.
Sistim rotasi dilakukan setiap tahun, apabila tahun pertama pembuatan bibit dilakukan di sisi barat maka sisi timur ditanami sayuran seperti wortel, kubis, daun bawang dsb. Kemudian pada tahun kedua akan dirotasi pembuatan bibit dilakukan di sisi timur dan tanaman sayuran sisi barat. Dan upaya kreatif ini nyata memberikan dampak yang positif bagi mutu bibit yang dihasilkan di persemaian tersebut, dan persemaian RPH Pudak ini berturut turut meraih Awarde baik skala nasional maupun Devisi Regional II Jatim. Nah disinilah arti ilmu silvikultur yang sesungguh dimana antara science dan art dilebur menjadi suatu upaya pengelolaan hutan :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar