Pembangunan
hutan pantai di lahan pasir pada umumnya terbatas pada permasalahan tapak yang
minim unsur hara, suhu tinggi, kadar garam tinggi serta ketersediaan air
terbatas. Permasalah yang umum dihadapi di lahan marginal ini dapat diatasi
dengan memasukkan teknik manipulasi tapak untuk mendukung pertumbuhan tanaman
dalam pembangunan hutan pantai. Sebagai salah satu solusi mengatasi
permasalahan tapak di lahan pasir pantai dapat diaplikasikan press block.
Press block merupakan campuran tanah lempung
dan bahan organic yang dicetak berbentuk silinder dengan diameter tertentu
seperti pot tanaman. Fungsi press block ini
antara lain menyediakan unsur hara sementara pada bibit tanaman hingga tanaman
yang diusahakan mampu membentuk perakaran dan beradaptasi dengan lingkungan,
menjaga suhu tanah serta menyediakan air bagi tanaman, mengingat sifat fisik
tanah lempung yang sukar untuk melepaskan air (KPA tinggi).
Metode press block ini sebelumnya
pernah di aplikasikan dalam pembangunan hutan pantai cemara udang di kebumen.
Menurut dishut jabar (2011) Tanaman cemara udang dapat tumbuh baik di pasir
pantai yang panasnya mencapai 70 derajat celcius, lantaran tim Fakultas
Kehutanan UGM ini berhasil mengembangkan teknologi block press, yakni
memasukkan bibit cemara tersebut ke dalam tanah liat yang sudah dicampur dengan
pupuk organik kemudian dipres. Setelah itu baru ditanam di tanah berpasir.
Keberhasilan aplikasi press block dalam pembangunan hutan pantaidi Kebumen
(Ambal, Petanahan, Mirit) diharapkan dapat dijadikan percontohan dalam
membangun hutan pantai di sepadan pantai seluruh Indonesia. Namul pertimbangan
akan kondisi alami dan karakteristik pantai perlu diperhatikan sebagai landasan
pertimbangan perlunya pembangunan hutan pantai, mengingat beragamnya karakter
pesisir pantai dan pola pembentukannya.