Jumat, 23 Januari 2015

Rindu



“Jiwa-jiwa itu sedang merindu, merindu untuk menggenapkan untai doa tiada keluh mengalir, berharap, melukis asa. Dan tangan-tangan itu menengadah mengiba kesempurnaan diri. Ia akan datang membawa bintang diantara jelaga hati. Mudah bagi Allah SWT mengantarkan sepucuk rindu dari hati yang satu untuk hati yang lain”

Kutemui tulisan-tulisan itu dari beberapa buku yang sempat aku beli beberapa bulan yang lalu. Terkesan melankolis memang, tetapi cukup mengobati rasa rindu ini teruntuk ia kekasih Allah SWT. Garis takdir selalu bersinggungan. Mudah saja bagi Allah menghantarkan sepucuk rindu di hati yang satu untuk hati yang lain. Mudah bagiNya pula menyalakan pendar perasaan di hati yang satu ke hati yang lain. Mudah bagi Allah pula menyelaraskan impian di hati yang satu untuk digapai berjamaah dengan impian di hati yang lain. Kusampaikan rasa rindu ini padaMu Ya Rabb (Januari,2015)



Rabu, 21 Januari 2015

Senja




Mereka terbang mengangkasa dengan formasi yang akupun tidak paham maknanya. Melintas langit senja bersama koloninya. Tak jarang mereka teriakkan suara-suara khas yang memekakan telinga. Langit senja , dengan cahayanya yang redup ramah menyapa orang-orang yang pulang bekerja. 
Sebuah rindu saat senja mulai menyapa. Rindu karna perpisahan akan segera tiba, tapi Allah Maha adil, Dia gantikan sang maha benderang dengan satelit kehidupan bernama bulan. Walaupun sinarnya tak sehangat dan sekuat sang surya, tapi pantulan sinarnya cukup aman menjaga di waktu malam.
Senja akan selalu membawa kerinduan, rindu  teruntuk Sang Maha Pengatur Tata Surya. Dimanapun senja menyapa, pantai, sawah, gunung, desa, hutan, perkotaan selalu membawa kabar rindu. Ya Allah jangan Engkau hilangkan kerinduan ini dimanapun langkah kaki ini berpijak.  
Konfigurasi warna emasnya, membuat ku selalu kagum akan keindahan ciptaanMu ya Rabb. Hingga selalu ingat bahwa diri kami bukanlah apa-apa di dunia ini. (Yogyakarta, Januari)